Green Flame, Bahan Bakar Berbentuk Jelly

| Posted in


Green Flame, bahan bakar spirtus berbentuk jelly yang dikemas dalam kaleng bekas menjadi lahan usaha menjanjikan. Hasil penelitian mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu juga dinilai efisien dan aman digunakan."Biasanya masyarakat menggunakan spirtus berbentuk cair. Ini tidak efisien dan higienis. Karena itu, kami membuatnya dalam bentuk jelly atau padat, serta dikemas dalam kaleng. Sehingga, bisa digunakan dengan mudah dan praktis," jelas Ferdiansyah PP, pemilik usaha.Dikatakan Ferdiansyah, usaha itu terinspirasi dari parafin padat yang apinya berwarna merah. 

Sehingga kami berpikir untuk membuat bahan seperti spirtus atau alkohol itu bisa di-package dalam bentuk yang lebih praktis seperti jelly untuk rambut," katanya.Keunggulan Green Flame, kata Ferdiansyah, karena penggunaan cukup praktis dan menggunakannya mudah. 

Selain itu, bahan ini lebih hemat 30 persen daripada spiritus, dengan nyala api yang cukup konstan dan bisa menghangatkan makanan. Pada saat penyimpanan, tidak mudah menguap. Jadi bisa disimpan untuk waktu cukup lama,” urainya.Produksi Green Flame dimulai dengan pengental bahan baku yang dicampurkan metanol. Lalu kedua bahan itu dimasukkan ke dalam blender untuk dimix, agar mendapatkan hasil berupa jelly secara tepat. Setelah itu, para pekerja melakukan pengemasan."Kami melakukan dua faktor environmental, dengan memanfaatkan kaleng-kaleng bekas susu dan tuna, untuk menggantikan kaleng Green Flame yang baru. 

Tujuannya, selain untuk menurunkan cost, juga mengurangi limbah di kota kami,” kata Ahmed Tessario, pemilik usaha. “Bahan ini hemat 30 persen, sehingga kami juga bisa mengurangi dampak global warming di kota kami."Joy Fresh Internasional selaku produsen usaha ini telah mendapatkan tiga penghargaan, karena mereka menggunakan teknologi yang berguna bagi masyarakat. “Bisnis ini memanfaatkan tenaga masyarakat (basic socio planner), sehingga warga mendapatkan penghasilan,” kata Ahmed. 


Kendala utama usaha ini adalah mereka harus terus melakukan edukasi market kepada masyarakat. Karena, banyak warga yang mengkhawatirkan ancaman kebakaran seperti yang terjadi pada spirtus. Padahal, buah dari usaha ini telah dirasakan warga sekitar kampus."Kami berharap usaha ini bisa lebih maju lagi," kata Huda, warga setempat.Agar bisnis maju, mereka juga membuat inovasi dalam produksi kompor untuk kalangan tertentu, misalnya anggota TNI/Polri, kalangan pecinta alam, mahasiswa di tempat kos, dan sebagainya.
 

SUMBER