Album Rock Bersejarah "APPETITE FOR DESTRUCTION"

| Posted in

Hingga kini, album rilisan Guns N’ Roses bertitel Appetite for Destructionini masih merupakan album perdana yang paling cepat laku—the fastest-selling debut album—dalam sejarah. Selain itu, oleh banyak media musik terhormat karya ini memperoleh rekognisi adiluhung:

☼Majalah Rolling Stone, pada tahun 1989, menempatkannya di rangking 20 album terbaik 1980an, serta pada 2003 dilokasikan di urutan 61 dalam “500 Greatest Albums of All Time” ☼Majalah Q, pada 2001, memasukkannya sebagai salah satu dari “50 Heaviest Albums of All Time”, lalu pada 2004 diganjar penghargaan lagi dan menyelipkannya ke daftar “The Greatest Classic Rock Albums Ever” ☼Harian virtual Pitchfork Media, pada 2002, meletakkannya di nomor 59 “Top 100 Albums of the 1980s” Saluran televisi kabel VH1, pada 2003, meletakkannya di peringkat 42 “The Greatest Albums Ever” ☼Majalah Spin mendudukkannya di posisi 18 “100 Greatest Albums, 1985 – 2005″

Ketika diterbitkan pertama kali pada 21 Juli 1987, kontingen cadas asal Los Angeles ini memakai karya pelukis mazhab “lowbrow”, Robert Williams, sebagai sampulnya. Robert Williams, alumni Los Angeles City College sekaligus pendiri majalah Juxtapoz, berkilasbalik bahwa kontaknya dengan Axl Rose & co. pertama kali terjadi pada 1987. Robert, kala itu masih berusia 44 tahun, dihubungi oleh penerbitnya yang bilang bahwa sebuah grup band hard rock bernama Guns N’ Roses tertarik memasang salah satu gambar kartun dari buku kumpulan karyanya yang diterbitkan pada 1979, “The Lowbrow Art of Robert Williams”. Khususnya satu bagian dari seri “Super Cartoons” yang bertitel “Appetite for Destruction”. Robert yang juga merupakan anggota kumpulan komikus bawah tanah, Zap Collective, tak terlalu mengacuhkan kabar tersebut. Bagi Robert, antusiasme macam begitu—apalagi dari kelompok “kemarin sore” macam GNR—bukanlah hal aneh, duhai amat kerap terjadi. Dan Robert mendiamkannya saja, tanpa merasa perlu menanggapi.

Hingga akhirnya GNR mendapatkan nomer telepon rumahnya dan menghubunginya. Sudah begitu, ia menyarankan agar GNR langsung saja datang ke rumahnya, menelisik satu persatu gubahannya, siapa tahu ada yang nyantol—kemudian berkeputusan batal menggunakan Appetite sebagai sampul album. Appetite, Robert paham benar, adalah opsi riskan sebab karya-karya komiknya telah terbukti sering membuat resah para penegak hukum. Guns N’ Roses finally got my home number and called me. I suggested that they come over to my house and look through some slides and pack something other than Appetite for Destruction for the cover, because I knew they were gonna get in trouble with it. I’d faced a lot of legal troubles doing underground comics, so I was really well-versed in that Axl—penanggungjawab departemen vokal di GNR, sosok yang sedari awal paling semangat—kemudian muncul di kediaman Robert. Setelah diberi kesempatan melihat kumpulan karyanya, sang biduan tetap bersikeras memilih Appetite. Robert bukan saja lalu merelakannya, pula memberikan “harga damai” kepada Axl. Beberapa minggu setelahnya, GNR menghubungi Robert lagi seraya meminta agar diijinkan memakai Appetite sebagai tajuk album mereka. Robert masih bermurah hati dan mengiyakannya. You have to remember, they were completely fucking unknown at this point, so I gave them a four-by-five transparency and the price that I’d give a shitty punk rock band. A few weeks later, they called me up and asked if they could use the name. They couldn’t come up with a name for the album, I guess, so that’s how Appetite for Destruction came into our vernacular Mudah ditebak, sejenak setelah didistribusikan ke publik luas, reaksi keras spontak menyeruak. Utamanya dari Tipper Gore beserta tim “penegak norma konservatif”nya: Parents Music Resource Center alias PMRC. Geffen Records didesak agar tidak menggunakan kreasi tersebut sebagai sampul album karena dianggap mengeksploitasi ketelanjangan serta kental aroma seksualitas nan vulgar. Mungkin karena tekanan yang begitu kuat, GNR memutuskan mengalah. Karya Robert dipindah ke tengah, sampul album diganti dengan artwork bikinan Billy White, Jr. And the rest is history.

Sumber : Musikator.com